Selasa, 01 Desember 2015

RESIDU HORMON PERTUMBUHAN PADA DAGING SAPI....??????



RESIDU HORMON PERTUMBUHAN PADA DAGING SAPI
Hormon adalah Suatu senyawa kimia yang diproduksi (umumnya dalam jumlah yang sangat sedikit) oleh suatu kelenjar tertentu dan memberikan pengaruh kepada bagian tubuh yang lainnya secara terkoordinir. Tujuan penggunaan hormon ditujukan sebagai pemacu pertumbuhan digunakan untuk meningkatkan produksi ternak dengan cara mempercepat laju pertumbuhan. Sejak 1950 penggunaan secara luas hormone (hexoestroi) sebagai growth promotors di USA. Ditujukan untuk meningkatkan berat badan tanpa harus memberi pakan dalam jumlah banyak (overfeeding). Hormon tersebut amat baik digunakan pada ternak sapi, domba, unggas, namun kurang berpengaruh pada babi.

Amerika Serikat (AS) dan Australia masih melakukan praktik pemberian hormon pada sapi. Hormon ini diberikan untuk memacu pertumbuhan sapi sehingga sapi akan mencapai bobot badan maksimal dalam waktu singkat.

Namun demikian dalam prakteknya, preparat hormon pemacu pertumbuhan digunakan dalam bentuk implan yang berbentuk kecil di bawah kulit pada bagian belakang telinga. Implan hormon akan melepaskan hormon ke dalam sirkulasi tubuh secara perlahan dalam dosis yang kecil selama periode penggunaan umumnya antara 100 – 200 hari, tergantung dari jenis produknya. Ada enam jenis anabolik steroid yang digunakan dalam berbagai variasi kombinasi sebagai pemacu pertumbuhan pada ternak sapi di beberapa negara seperti USA, Canada, dan Australia. Tiga diantaranya merupakan steroid alamiah seperti estradiol, testosterone, dan progesterone, dan tiga jenis lainnya merupakan hormon sintetik (zeranol, trenbolone acetate, dan melengestol acetate)

Konsumsi seluruh daging sapi potong yang mengandung hormon tidak berbahaya bagi kesehatan manusia, sepanjang tidak melampaui batas maksimum residu (maximu­m residue limit/MRL) yang memperhitungkan Acceptable Daily Intake (ADI) atau batas maksimum hormo­n yang dapat dikonsumsi. WHO/FAO dan FDA Amerika Serikat menetapkan ADI hormon trenbolon aseta­t adalah 0,01mg/kg berat badan. Dalam keadaan normal, kandungan hormon testosteron sapi jantan dalam daging paha 0,1-1,1 ppb; hati 0,3-1,2 ppb; dan testes 1920 ppb. Di berbagai negara yang masih memberikan hormon pertum­buhan pada sapi, di samping hormon alamiah juga digunakan hormon pertumbuhan sintetis. Amerika Serikat, Australia, Jepang, dan beberapa negara lain, masih menggu­nakan hormon pertumbuhan sintetis untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas daging. Sama sepert­i Uni Eropa, Indonesia melarang penggunaan hormon pertum­buhan yang bersifar alami dan sintetis, sesuai SK Dirjen Peternakan no.107/Kpts/DJP/Deptan/1980.

Trenbolon memberikan efek negatif terhadap organ repro­duksi mamalia dari berbagai spesies (JECFA 1988; Directorate Consumer Policy and Consumer Health Protection 1999). Pada manusia, konsumsi daging yang mengan­dung residu TBA secara terus menerus dapat menyebabkan efek: karsinogenik (kanker rahim, kanker payudara, kanker prostat); pada anak laki laki yang mengonsu­msi secara terus menerus dapat menyebabkan peningkatan kadar testosteron sehingga tanda-tanda kelami­n sekunder cepat terlihat; teratogenik (menyebabkan kelainan pada embrio/cacat pada bayi); mutagenik; perubahan perilaku seksual menyimpang; serta memengaruhi siklus menstruasi wanita.
Adapun batas maksimum residu hormon Codex Alimentarius Commission dan SNI yaitu :
Jenis Hormon
Jenis
Hewan
Jenis Organ
CODEX
SNI
MRL (µg/Kg)
Trenbolone acetate
sapi
otot
2
Tidak diatur
sapi
hati
10
Melengestrol acetate
sapi
otot
1
2.5
sapi
hati
10
-
sapi
ginjal
2
-
sapi
lemak
18
-
Zeranol
sapi
otot
2
2
sapi
hati
10
-

Kebijakan Pemerintah terkait Residu Hormon:

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 806 tahun 1994; Surat edaran Direktur Kesehatan Hewan Nomor 329/X-C tanggal 4 Oktober 1983; Hasil rapat komisi obat hewan Indonesia tanggal 12 Agustus 1998:
  • Hormon pemacu pertumbuhan tidak dijinkan penggunaannya pada hewan produksi untuk konsumsi;
  • Trenbolon asetat diklasifikasikan sebagai obat keras yang tidak diijinkan untuk didaftar dan diedarkan;
  • Untuk itu di SNI: 01-6366-2000,BMR trenbolon acetate dalam makanan asal hewan tidak ditetapkan.
Monitoring Residu hormon :
  •     Upaya pemerintah dalam menjamin ketentraman batin masyarakat konsumen;

  •    Dilakukan terhadap daging sapi impor maupun lokal, terutama dilakukan di daerah yang merupakan sentra penyediaan ternak sapi;

  •    Lokasi pengambilan contoh dilakukan di tempat-tempat penjualan (pasar tradisional dan swalayan) dan beberapa fasilitas utama penyediaan daging sapi (seperti RPH, kios daging, serta cold storage yang dimiliki oleh distributor dan importir daging).

Reff

Drh. Zaza Famia dan Drh. Laksmi Widyastuti., 2014. Medik Veteriner Pertama, Direktorat Kesmavet dan Pascapanen.

Anonim. 2011. Dampak Residu Antibiotik Dan Hormon Dalam Produk Hewan. BALAI PENGUJIAN MUTU PRODUK PETERNAKAN

Julia R. 2015. Bahaya Hormon Pertumbuhan Dalam Daging Sapi. Edisi No 04 Vol XLI - 2015 - Editorial


Senin, 23 November 2015

PMK (Penyakit Mulut dan Kuku).. WASPADA!!!!!!!!!!

Penyakit Mulut dan Kuku??? WASPADALAH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Penyakit ini disebabkan oleh Aphthovirus dari keluarga Picornaviridae yang berukuran sangat kecil yaitu sekitar 20 milimikron. Ada 7 serotipe virus PMK yaitu: tipe A, O, C, SAT 1,SAT 2, SAT 3 dan tipe Asia 1. Di Indonesia pernah terjadi wabah PMK akibat adanya tipe O11. Virus PMK sangat labil, antigenitasnya cepat dan mudah berubah. Virus PMK dapat bertahan lama pada darah, sumsum tulang, kelenjar limfa dan semen, juga dapat bertahan lama pada bahan yang mengandung protein; tahan kekeringan dan tahan dingin
 Hasil gambar untuk penyakit mulut dan kuku ternak                Hasil gambar untuk penyakit mulut dan kuku ternak
Kerugian akibat penyakit ini adalah susutnya berat badan, turunnya produksi susu, kelambatan pertumbuhan, kehilangan energi, kemerosotan harga jual. Penyebab dari penyakit ini adalah virus.

Keganasan virus tergantung dari umur hewan dan adaptasi ke suatu jenis hewan. Virus akan tahan berbulan-bulan pada jaringan seperti darah, sumsum, limfa. Sedangkan pada jaringan daging virus cepat mati karena cepat mengalami pengasaman.
Virus tidak tahan terhadap pH asam dan alkalis, panas, sinar ultraviolet dan beberapa zat kimia dan desinfektan.

Virus dapat tahan berbulan –bulan pada bahan yang mengandung protein, tahan kekeringan dan dingin.Masa inkubasi 14 hari, penyebaran lewat kontak dengan hewan penderita, sekresi, atau lewat susu, daging. Penularan biasanya melalui alat pernafasan dan alat pencernaan.

Gejala penyakit menyerang adalah tubuh lesu, suhu tubuh mencapai 41 celcius, nafsu makan berkurang, enggan berdiri, penyusutan berat badan, penurunan produksi susu.
Tanda-tanda khas : lepuh-lepuh berupa penonjolan bulat yang berisi cairan seperti limfa. Lepuh primer mulai terlihat 1-5 hari setelah infeksi dapat tersebar di ruang mulut, terutama lidah sebelah atas, bibir sebelah dalam, gusi, selaput lendir mata.
Luka-luka pada kaki menyebabkan hewan enggan berdiridan kuku dapat terlepas, sedang luka pada lidah menyebabkan hewan enggan makan.

Gangguan lainnya : gangguan pernafasan kronis, infeksi kronis pada kuku.
Kelainan yang terjadi pasca kematian terjadi lepuh pada bagian perut, mulut dan bisa terjadi kelainan pada jantung.

Cara pencegahannya adalah dengan memberikan vaksinasi secara berkala ada hewan ternak. Vaksinasi akan memberi kekebalan pada hewan ternak selama 4 bulan -1 tahun. Dianjurkan bagi peternak untuk menyediakan alokasi dana untuk pengobatan ternak.
Lebih baik mencegah penyakit datang daripada harus menanggung kerugian yang sangat besar jika penyakit sudah menyerang dan mengakibatkan kematian.

refferensi
Anonim.1998.Pedoman Pengendalian Penyakit Hewan Menular.Departemen Pertanian Direktorat Jendral Peternakan, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Hewan:Jakarta
Anonim1., 2008. Penyakit Mulut dan Kuku. http://www.vet-klinik.com/Penyakit-mulut-dan-kuku.html. Diakses tanggal 16 Februari 2015
Anonim2., 2009. Leaflet PMK. Departemen Pertanian. Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan. Direktorat Kesehatan Hewan. Kesiagaan Darurat PMK (Emergency Center for FMD). http://images.fmdfreeindonesia.multiply.com. Diakses tanggal 16 Februari 2015
Anonim3. 2013. Epidemiologi. http://www.scribd.com/doc/13513/EPIDEMIOLOGI. diakses tanggal 18 Maret 2014. Diakses tanggal 16 Februari 2015
Iwan., 2005. Deteksi Antibodi Newcastle Disease pada Itik Bali Menggunakan Metode ELISA dan Western Blotting. Jurnal Veterinary. Fak. Kedokteran Hewan. Universitas Udayana. http://www.jvetunud.com/archives/98. Diakses tanggal 16 Februari 2015
Permentan_51_Tahun_2013_Pembawa_Penyakit_Mulut_Kuku.pdf. Diakses tanggal 16 Februari 2015
Soeharsono.2005. Zoonosis Penyakit Menular dari Hewan ke Manusia. Yogyakarta; Kaninus

Senin, 14 September 2015

Apa dan Bagaimana Toxoplasmosis Itu?



Apa dan Bagaimana Toxoplasmosis Itu?

Apa itu Toxoplasmosis?
Toxoplasmosis atau sering hanya disebut penyakit toxo merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Toxoplasma gondii adalah hewan bersel satu yang sering juga disebut protozoa. Toxoplasma merupakan parasit yang dapat menginfeksi hewan dan manusia. Jadi Toxoplasma bukan virus, melainkan parasit.

Toxoplasmosis adalah nama penyakit pada hewan dan manusia yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Toxoplasmosis dikategorikan sebagai penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.

Apa saja yang dapat menularkan toxoplasmosis?
Semua hewan berdarah panas dapat terinfeksi dan menularkan toxoplasma kepada manusia. Hewan yang sering berada di sekitar manusia seperti sapi, kuda, tikus, domba, anjing, kucing, ayam, burung, babi dll juga dapat terinfeksi toxoplasma. Satwa liar seperti musang, harimau, anjing hutan, dll juga dapat terinfeksi toxoplasma.

Bagaimanakah Gejalanya?
A. Pada kucing  
Tergantung dimana kista berada dalam jaringan tubuh.
Misalnya,
* pada paru-paru Gejala radang paru-paru (pneumonia), batuk, sesak nafas
* pada hati Tampak gejala icterus
* pada otak  Kejang-kejang
* pada mata Uvitis

* pada usus  Diare
 
B. Pada anjing
Sering terjadi kelemahan dari otot-otot, di samping adanya pembengkakan kelenjar-kelenjar pertahanan karena kista Toxoplasma gondii banyak terdapat pada jaringan urat daging yang banyak persyarafan sehingga kadang-kadang anjing yang bersangkutan memperlihatkan kejang-kejang. 
Penyakit Toksoplasmosis dapat menyebabkan keguguran, kelainan janin/kematian janin baik pada manusia maupun pada hewan potong. Di samping itu,Toksoplasmosis juga dapat menyebabkan kematian pada penderita penyakit Immunosupressive
C. Pada Manusia
Gejala penyakit Toksoplasmosis pada wanita antara lain dapat menyebabkan keguguran pada kehamilan muda, kelainan atau kematian janin. Disamping itu, gejala klinis yang sering ditemukan yaitu adanya retinocorioditis pada mata yang bisa menyebabkan kebutaan dan gejala lymphadenitis.

Bagaimana Toxoplasmosis Menular ke Manusia?
Pada prinsipnya penularan toxoplasma terjadi jika manusia "memakan/menelan" toxoplasma dalam keadaaan hidup. Terdapat 3 bentuk toxoplasma yang dimaksud, yaitu berupa Bradizoit (Bradyzoite atau tissue cyst), Takizoit (Tachyzoite), dan kista/telur toxoplasma (Oocyst).
Cara penularannya dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1.    Merupakan penularan terbanyak, yaitu manusia memakan daging yang mengandung toxoplasma hidup.
Maksudnya : Manusia tertular toxoplasma akibat memakan daging mentah atau daging setengah matang atau daging yang tidak dimasak dengan sempurna, dimana daging tersebut mengandung Toxoplasma. Untuk mencegah hal ini maka masaklah daging dengan sempurna, minimal dengan suhu 70 derajat celcius.
2.    Manusia tanpa sengaja menelan/memakan Telur/ Kista Toxoplasma
Contohnya: manusia memakan buah-buahan atau sayuran TANPA DICUCI dengan bersih, dimana pada buah-buahan atau sayuran tersebut menempel telur toxoplasma (biasa disebut kista toxoplasma).
Pencegahannya ?
Penyuluhan tentang perlunya meningkatkan kesehatan lingkungan dan personal hygiene terutama tentang:
Benar-benar memasak semua daging (daging beku selama beberapa hari juga mengurangi kemungkinan Toxoplasma).
  Mencuci tangan dan peralatan dengan benar setelah menyentuh daging mentah.
  Cuci buah dan sayuran sebelum dikonsumsi
  Jangan minum susu yang tidak dipasteurisasi atau minum air mentah.
  Beri makan kucing dengan makanan yang dimasak dengan matang.
  Taruh kotak pasir kotoran kucing di luar ruangan saat tidak digunakan.

Pengobatan?
Toxoplasmosis dapat diobati dengan :
Sulfadiazine, Pyremethamine,  Asam Folat, Spiramicin dan Rofamicin

Perkiraan Dampak Ekonomi Penyakit Porcine Reproductive and Respiratory Sydrome (PRRS) di Sumatera Utara

  Perkiraan Dampak Ekonomi Penyakit   Porcine Reproductive and Respiratory Sydrome (PRRS) di Sumatera Utara   Oleh : Iyan Kurniaw...