RESIDU HORMON PERTUMBUHAN PADA DAGING
SAPI
Hormon
adalah Suatu senyawa kimia yang diproduksi (umumnya dalam jumlah yang sangat
sedikit) oleh suatu kelenjar tertentu dan memberikan pengaruh kepada bagian
tubuh yang lainnya secara terkoordinir. Tujuan penggunaan hormon ditujukan
sebagai pemacu pertumbuhan digunakan untuk meningkatkan produksi ternak dengan
cara mempercepat laju pertumbuhan. Sejak
1950 penggunaan secara luas hormone (hexoestroi) sebagai growth promotors di
USA. Ditujukan untuk meningkatkan berat badan tanpa harus memberi pakan dalam
jumlah banyak (overfeeding). Hormon tersebut amat baik digunakan pada ternak
sapi, domba, unggas, namun kurang berpengaruh pada babi.
Amerika
Serikat (AS) dan Australia masih melakukan praktik pemberian hormon pada sapi.
Hormon ini diberikan untuk memacu pertumbuhan sapi sehingga sapi akan mencapai
bobot badan maksimal dalam waktu singkat.
Namun
demikian dalam prakteknya, preparat hormon pemacu pertumbuhan digunakan dalam
bentuk implan yang berbentuk kecil di bawah kulit pada bagian belakang telinga.
Implan hormon akan melepaskan hormon ke dalam sirkulasi tubuh secara perlahan
dalam dosis yang kecil selama periode penggunaan umumnya antara 100 – 200 hari,
tergantung dari jenis produknya. Ada enam jenis anabolik steroid yang digunakan
dalam berbagai variasi kombinasi sebagai pemacu pertumbuhan pada ternak
sapi di beberapa negara seperti USA, Canada, dan Australia. Tiga diantaranya
merupakan steroid alamiah seperti estradiol, testosterone, dan progesterone,
dan tiga jenis lainnya merupakan hormon sintetik (zeranol, trenbolone acetate,
dan melengestol acetate)
Konsumsi
seluruh daging sapi potong yang mengandung hormon tidak berbahaya bagi
kesehatan manusia, sepanjang tidak melampaui batas maksimum residu (maximum residue limit/MRL)
yang memperhitungkan Acceptable
Daily Intake (ADI) atau batas maksimum hormon yang dapat
dikonsumsi. WHO/FAO dan FDA Amerika Serikat menetapkan ADI hormon trenbolon
asetat adalah 0,01mg/kg berat badan. Dalam
keadaan normal, kandungan hormon testosteron sapi jantan dalam daging paha
0,1-1,1 ppb; hati 0,3-1,2 ppb; dan testes 1920 ppb. Di berbagai negara yang
masih memberikan hormon pertumbuhan pada sapi, di samping hormon alamiah juga
digunakan hormon pertumbuhan sintetis. Amerika Serikat, Australia, Jepang, dan
beberapa negara lain, masih menggunakan hormon pertumbuhan sintetis untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas daging. Sama seperti Uni Eropa, Indonesia
melarang penggunaan hormon pertumbuhan yang bersifar alami dan sintetis,
sesuai SK Dirjen Peternakan no.107/Kpts/DJP/Deptan/1980.
Trenbolon
memberikan efek negatif terhadap organ reproduksi mamalia dari berbagai
spesies (JECFA 1988;
Directorate Consumer Policy and Consumer Health Protection 1999).
Pada manusia, konsumsi daging yang mengandung residu TBA secara terus menerus
dapat menyebabkan efek: karsinogenik (kanker rahim, kanker payudara, kanker
prostat); pada anak laki laki yang mengonsumsi secara terus menerus dapat
menyebabkan peningkatan kadar testosteron sehingga tanda-tanda kelamin
sekunder cepat terlihat; teratogenik (menyebabkan kelainan pada embrio/cacat
pada bayi); mutagenik; perubahan perilaku seksual menyimpang; serta memengaruhi
siklus menstruasi wanita.
Adapun batas maksimum residu hormon Codex
Alimentarius Commission dan SNI yaitu :
Jenis Hormon
|
Jenis
Hewan
|
Jenis Organ
|
CODEX
|
SNI
|
MRL (µg/Kg)
|
||||
Trenbolone acetate
|
sapi
|
otot
|
2
|
Tidak diatur
|
sapi
|
hati
|
10
|
||
Melengestrol acetate
|
sapi
|
otot
|
1
|
2.5
|
sapi
|
hati
|
10
|
-
|
|
sapi
|
ginjal
|
2
|
-
|
|
sapi
|
lemak
|
18
|
-
|
|
Zeranol
|
sapi
|
otot
|
2
|
2
|
sapi
|
hati
|
10
|
-
|
Kebijakan Pemerintah terkait Residu Hormon:
Keputusan
Menteri Pertanian Nomor 806 tahun 1994; Surat edaran Direktur Kesehatan Hewan
Nomor 329/X-C tanggal 4 Oktober 1983; Hasil rapat komisi obat hewan Indonesia
tanggal 12 Agustus 1998:
- Hormon pemacu pertumbuhan tidak dijinkan penggunaannya pada hewan produksi untuk konsumsi;
- Trenbolon asetat diklasifikasikan sebagai obat keras yang tidak diijinkan untuk didaftar dan diedarkan;
- Untuk itu di SNI: 01-6366-2000,BMR trenbolon acetate dalam makanan asal hewan tidak ditetapkan.
Monitoring
Residu hormon :
- Upaya pemerintah dalam menjamin ketentraman batin masyarakat konsumen;
- Dilakukan terhadap daging sapi impor maupun lokal, terutama dilakukan di daerah yang merupakan sentra penyediaan ternak sapi;
- Lokasi pengambilan contoh dilakukan di tempat-tempat penjualan (pasar tradisional dan swalayan) dan beberapa fasilitas utama penyediaan daging sapi (seperti RPH, kios daging, serta cold storage yang dimiliki oleh distributor dan importir daging).
Reff
Drh. Zaza Famia dan Drh.
Laksmi Widyastuti., 2014. Medik Veteriner Pertama, Direktorat Kesmavet dan
Pascapanen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar