PERAN CORPORATE UNIVERSITY DALAM MENDUKUNG
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEGAWAI BADAN KARANTINA INDONESIA MELALUI PPSDMKHIT
Iyan Kurniawan
Korespondensi:
iyandvm29@gmail.com
ABSTRAK
Di
tengah tantangan globalisasi dan perdagangan internasional, Badan Karantina
Indonesia memainkan peran krusial dalam menjaga keamanan hayati dan kualitas
produk pertanian. Untuk mengatasi tantangan ini, Pusat Pengembangan Sumber Daya
Manusia Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (PPSDMKHIT) dapat mengadopsi konsep
Corporate University sebagai strategi pengembangan kompetensi pegawai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan Corporate University
di PPSDMKHIT dan dampaknya terhadap pengembangan kompetensi pegawai Badan
Karantina Indonesia. Metode yang digunakan adalah studi literatur, dengan fokus
pada analisis literatur yang relevan mengenai konsep Corporate University
dan pengembangan kompetensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Corporate
University di PPSDMKHIT telah memberikan dampak positif dalam peningkatan
keterampilan teknis dan manajerial pegawai. Kurikulum pelatihan yang dirancang
sesuai dengan kebutuhan spesifik pengelolaan karantina serta penggunaan
teknologi e-learning memperluas akses pelatihan. Namun, tantangan seperti
keterbatasan sumber daya dan kendala teknologi menghambat implementasi secara
merata. Penelitian ini menyarankan peningkatan infrastruktur teknologi, pengembangan
kurikulum yang berkelanjutan, dan alokasi anggaran yang memadai untuk mengatasi
tantangan yang ada. Dengan strategi yang tepat, penerapan Corporate
University dapat memperkuat kompetensi pegawai dan meningkatkan efektivitas
Badan Karantina Indonesia dalam menghadapi tantangan global. Temuan ini
diharapkan dapat memberikan wawasan dan rekomendasi untuk pengembangan SDM di
institusi pemerintah dan meningkatkan kemampuan organisasi dalam menjaga
keamanan hayati nasional.
Kata Kunci: Corporate
University, pengembangan kompetensi, e-learning, teknologi pendidikan.
PENDAHULUAN
Di tengah dinamika perdagangan internasional
dan globalisasi, peran Badan Karantina Indonesia sangat strategis dalam menjaga
keamanan hayati dan kualitas produk pertanian. Sebagai negara dengan sektor
pertanian yang signifikan, Indonesia harus memastikan bahwa komoditas yang
diekspor memenuhi standar internasional dan bebas dari hama serta penyakit yang
dapat merugikan ekosistem di negara tujuan. Secara global, tantangan yang
dihadapi oleh Badan Karantina Indonesia meliputi risiko penyebaran hama dan
penyakit yang dapat berdampak negatif pada pertanian dan ekonomi negara.
Perdagangan internasional meningkatkan kemungkinan penyebaran organisme
pengganggu, dan oleh karena itu, Badan Karantina harus memiliki kapabilitas
yang kuat untuk mendeteksi dan menangani risiko ini. Dengan meningkatnya
tekanan dari perjanjian perdagangan internasional dan standar biosekuriti
global, Badan Karantina Indonesia harus beradaptasi dan mengembangkan
kompetensi pegawai secara berkelanjutan (Jashapara, 2011).
Sejumlah perusahaan mulai mendirikan Corporate
University mereka sejak tahun 1980-an dengan tujuan untuk beradaptasi
dengan perubahan pengetahuan dan memenuhi kebutuhan karyawan berkecakapan
tinggi (Chen et al., 2019). Kemunculan paradigma new public
management (NPM) membawa nilai-nilai, praktik, dan instrumen kebijakan dari
sektor swasta ke sektor publik untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat (Nicholson, 2019). Sistem
pendidikan yang dikembangkan NPM fokus pada peningkatan kinerja (Ross et al.,
2022). Corporate University merupakan suatu alat dari sektor swasta yang
mampu dimanfaatkan oleh sektor publik untuk meningkatkan pelayanannya. Oleh
karena itu, maka pemerintah juga turut mendirikan Corporate University.
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (PPSDMKHITTT) memiliki peran sentral dalam
mengelola program pengembangan kompetensi pegawai Badan Karantina. Sebagai
lembaga yang bertugas melatih dan meningkatkan kapasitas pegawai, PPSDMKHITT
dapat mengadopsi konsep Corporate University sebagai pendekatan untuk
menciptakan program pelatihan yang terstruktur, relevan, dan berkelanjutan. Corporate
University merupakan institusi pendidikan internal yang dibangun untuk
meningkatkan kompetensi karyawan secara berkelanjutan, sejalan dengan kebutuhan
perusahaan atau instansi yang menerapkannya (McDonald & Smith, 2013).
Dengan adanya Corporate University,
lembaga seperti PPSDMKHITTT dapat merancang kurikulum yang tidak hanya fokus
pada peningkatan keterampilan teknis, tetapi juga pengembangan kemampuan
kepemimpinan dan inovasi di bidang karantina. Hal ini penting karena pegawai
karantina tidak hanya perlu memahami regulasi dan standar teknis, tetapi juga
harus memiliki kemampuan dalam manajemen risiko dan pengambilan keputusan yang
cepat di lapangan (Baldwin et al., 2009). Oleh karena itu, implementasi Corporate
University dalam tugas PPSDMKHITT diharapkan dapat mendukung terciptanya
SDM yang kompeten dan berdaya saing.
Selain itu, penerapan konsep Corporate
University di instansi pemerintah seperti Badan Karantina juga dapat
meningkatkan keterlibatan pegawai dalam proses pembelajaran, yang pada akhirnya
berdampak positif terhadap kinerja organisasi secara keseluruhan (Werner &
DeSimone, 2012). Dengan menyediakan pelatihan yang terus diperbarui sesuai
dengan perkembangan teknologi dan perubahan regulasi, pegawai karantina akan
lebih siap menghadapi tantangan baru, termasuk perubahan iklim dan pergerakan
internasional barang yang semakin kompleks (Jashapara, 2011).
LANDASAN TEORI
1. Konsep
Corporate University
Corporate University telah
berkembang sebagai model pendidikan yang diterapkan oleh berbagai organisasi
untuk mengoptimalkan pengembangan kompetensi karyawan. Menurut McDonald dan
Smith (2013), Corporate
University berfungsi sebagai platform terintegrasi yang
menyelaraskan pelatihan karyawan dengan strategi dan kebutuhan bisnis
organisasi. Konsep ini memungkinkan perusahaan untuk menyediakan pelatihan yang
lebih terfokus dan relevan, yang tidak hanya memperbaiki keterampilan teknis
tetapi juga mendukung pengembangan kepemimpinan dan manajerial.
Marquardt dan Berger (2003) menyebutkan bahwa Corporate University
membantu menciptakan budaya pembelajaran yang berkelanjutan, dengan mendekatkan
pendidikan kepada tujuan strategis perusahaan. Hal ini mencakup penggunaan
metode pembelajaran yang inovatif dan teknologi digital untuk memastikan bahwa
karyawan mendapatkan pelatihan yang sesuai dengan perkembangan industri.
Senge (2006) menekankan pentingnya Corporate University dalam
mendukung pembelajaran organisasi. Menurutnya, institusi ini tidak hanya fokus
pada peningkatan keterampilan individu tetapi juga pada pengembangan
kapabilitas organisasi secara keseluruhan. Konsep Corporate University memungkinkan organisasi
untuk beradaptasi dengan perubahan cepat di lingkungan bisnis dan teknologi,
serta meningkatkan daya saing mereka di pasar global.
Corporate University atau
dalam bahasa Indonesia diartikan universitas perusahaan merupakan implementasi
dari konsep learning organization yang disampaikan oleh Senge (1990)
dalam buku The Fifth Discipline, The Art and Practice of Learning
Organization. Di tengah perkembangan dunia yang semakin global dan
kompetitif, menuntut seluruh karyawan dari seluruh level untuk mendapatkan
pembelajaran. Tujuan dari Corporate University adalah untuk mengatasi
kelambatan dan ketidakmampuan proses pembelajaran teoritis yang didapatkan di
Perguruan Tinggi konvensional dengan tuntutan praktik kerja yang sebenarnya.
Mulai tahun 1990-an, praktik pembelajaran pada perusahaan maupun lembaga di
dunia mulai mengadopsi Corporate University. Di Eropa, perusahaan
seperti Shell dan Phillips mulai membangun Corporate University.
Corporate University mentransformasikan pendekatan pembelajaran
tradisional pada training center ke pendekatan pembelajaran strategis.
Perbandingan kedua pendekatan tersebut dijabarkan pada tabel berikut:
Pendekatan
Tradisional |
Pendekatan
Strategis |
Reaktif |
Proaktif |
Taktis |
Strategis |
Pengembangan
Individu |
Kompetensi
Organisasi |
Orientasi
pada tujuan pelatihan |
Mencari
solusi bagi organisasi |
Tanggung
jawab sendiri |
Kemitraan
dengan pengguna |
Terpisah
antar pengguna |
Terintegrasi |
Kesempatan
pendidikan terbatas |
Kesempatan
pendidikan luas |
Kebutuhan
tertentu |
Kebutuhan
menyeluruh |
Tidak
ada evaluasi |
Evaluasi
sebagai feedback utama |
Biaya
tinggi |
Prioritas/Efisiensi |
Tabel 1.
Perbandingan pendekatan pembelajaran tradisional dan strategis
(Sumber: Kemenkeu Corporate
University, 2016)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa
perbedaan mendasar dari training center dengan Corporate University
adalah pada pada fokus pembelajaran. Training center hanya fokus pada
pemenuhan kesenjangan kompetensi individu, sedangkan Corporate University
fokus pada isu strategis dari organisasi dan proses bisnis.
2. Pengembangan
Kompetensi
Pengembangan kompetensi merujuk pada proses
sistematis yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan
kemampuan individu agar dapat memenuhi tuntutan pekerjaan dengan lebih efektif.
Model pengembangan kompetensi sering kali melibatkan identifikasi kebutuhan
pelatihan, perancangan program, dan evaluasi hasil pelatihan untuk memastikan
bahwa kompetensi yang diharapkan tercapai (Baldwin et al., 2009).
Menurut Jashapara (2011), pengembangan
kompetensi yang efektif harus mencakup pelatihan yang terintegrasi dengan
tujuan strategis organisasi, serta memberikan kesempatan bagi pegawai untuk
menerapkan apa yang telah dipelajari dalam konteks pekerjaan mereka. Hal ini
membantu dalam menciptakan budaya pembelajaran yang berkelanjutan dan
meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.
Pengembangan kompetensi dalam Corporate
University melibatkan pendekatan sistematis dan terintegrasi untuk
memastikan bahwa pelatihan yang diberikan mendukung tujuan strategis organisasi
dan kebutuhan individu SDM. Dengan menggunakan model dan teknologi yang tepat, Corporate
University dapat menciptakan program pelatihan yang efektif dan
berkelanjutan, meningkatkan kemampuan SDM secara menyeluruh. Gambar di bawah
ini menjelaskan mengenai pengembangan SDM sesuai dengan prioritasnya
3. Relevansi
dengan Tugas PPSDMKHIT dan Badan Karantina Indonesia
PPSDMKHIT, sebagai pusat pengembangan
kompetensi untuk pegawai Badan Karantina, dapat menerapkan konsep Corporate
University untuk memperkuat kemampuan pegawai dalam menghadapi tantangan
global dan domestik. Dengan menggunakan model Corporate University, PPSDMKHIT
dapat merancang program pelatihan yang lebih terfokus dan relevan, sesuai
dengan kebutuhan spesifik dalam pengelolaan karantina (Werner & DeSimone,
2012).
Implementasi sistem Corporate University
dalam konteks PPSDMKHIT akan memungkinkan pembelajaran yang lebih fleksibel dan
berbasis teknologi, seperti e-learning dan modul pelatihan yang
diperbarui secara berkala. E-learning, atau pembelajaran elektronik,
merujuk pada penggunaan teknologi digital untuk menyampaikan materi pendidikan
dan pelatihan. Konsep ini melibatkan penggunaan berbagai platform dan alat
teknologi, termasuk internet, multimedia, dan perangkat lunak interaktif, untuk
mendukung proses pembelajaran. E-learning menawarkan cara yang fleksibel
dan adaptif dalam memberikan pendidikan dan pelatihan kepada SDM. Ini penting
untuk memastikan bahwa pegawai Badan Karantina tetap terkini dengan
perkembangan terbaru dalam regulasi dan teknologi, serta dapat beradaptasi
dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi di pasar internasional (Baldwin et
al., 2009).
Melalui pendekatan ini, Badan Karantina
Indonesia dapat memperkuat kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugasnya
secara efektif, sekaligus berkontribusi dalam menjaga keamanan hayati nasional
dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global. Dengan pelatihan yang sesuai
dan berkelanjutan, pegawai karantina akan lebih siap untuk menghadapi tantangan
internasional dan mematuhi standar global (McDonald & Smith, 2013).
METODE
Metode studi literatur merupakan pendekatan
yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi yang telah
diterbitkan sebelumnya mengenai topik penelitian. Dalam konteks ini, metode
studi literatur digunakan untuk memahami penerapan konsep Corporate
University dan dampaknya terhadap pengembangan kompetensi pegawai, serta
untuk mendukung analisis berdasarkan informasi yang ada dalam publikasi
akademis dan sumber-sumber relevan lainnya.
Metode studi literatur ini memberikan struktur
sistematis untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi dari
sumber-sumber yang ada, memastikan bahwa penelitian didasarkan pada pemahaman
yang solid dari literatur yang relevan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penerapan konsep Corporate University di
PPSDMKHIT menunjukkan bahwa pendekatan ini telah memberikan dampak positif yang
signifikan terhadap pengembangan kompetensi pegawai Badan Karantina Indonesia.
Analisis terhadap hasil penelitian ini mengungkapkan beberapa poin kunci yang
relevan dengan teori dan literatur yang ada.
1. Kesesuaian
Kurikulum dengan Kebutuhan Strategis
PPSDMKHIT telah berhasil mengintegrasikan
kurikulum pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan spesifik pengelolaan
karantina. Ini sejalan dengan pandangan McDonald dan Smith (2013) yang
menyatakan bahwa Corporate University harus menyelaraskan pelatihan
dengan strategi bisnis organisasi. Kurikulum yang dirancang untuk mengatasi
tantangan terkini dalam pengawasan karantina dan deteksi hama dan penyakit
menunjukkan penerapan yang efektif dari konsep ini. Integrasi materi pelatihan
dengan kebutuhan praktis pegawai meningkatkan relevansi dan efektivitas
pelatihan (Jashapara, 2011).
2. Penggunaan
Teknologi untuk Meningkatkan Aksesibilitas
Penerapan teknologi e-learning di PPSDMKHIT
mencerminkan temuan Baldwin et al., (2009) yang menekankan pentingnya
teknologi dalam memfasilitasi pembelajaran yang fleksibel dan dapat diakses
oleh pegawai di berbagai lokasi. Penggunaan platform digital memungkinkan
pegawai di daerah terpencil untuk mengikuti pelatihan tanpa harus melakukan
perjalanan ke pusat pelatihan. Namun, tantangan dalam akses teknologi bagi
pegawai di daerah terpencil menunjukkan perlunya peningkatan infrastruktur
teknologi agar pelatihan dapat lebih merata (Senge, 2006).
3. Dampak
Terhadap Kompetensi Pegawai
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan
keterampilan teknis dan manajerial di kalangan pegawai. Hal ini konsisten
dengan penelitian Werner dan DeSimone (2012) yang menunjukkan bahwa program
pelatihan yang dirancang dengan baik dapat meningkatkan keterampilan praktis
dan kepemimpinan. Peningkatan kemampuan dalam menghadapi regulasi internasional
juga sejalan dengan temuan McDonald dan Smith (2013) yang menyatakan bahwa Corporate
University membantu pegawai beradaptasi dengan perubahan global melalui
pelatihan berbasis standar internasional.
4. Tantangan
dalam Implementasi
Tantangan yang dihadapi dalam implementasi,
seperti keterbatasan sumber daya dan kendala teknologi, adalah isu yang sering
terjadi dalam penerapan Corporate University (Marquardt & Berger,
2003). Keterbatasan anggaran mempengaruhi pembaruan materi pelatihan, sedangkan
kendala teknologi menghambat akses bagi beberapa pegawai. Ini mencerminkan
kebutuhan untuk alokasi sumber daya yang lebih baik dan pengembangan infrastruktur
teknologi yang mendukung, sebagaimana disarankan oleh Senge (2006).
5. Rekomendasi
untuk Pengembangan Lebih Lanjut
Untuk meningkatkan efektivitas penerapan Corporate
University di PPSDMKHIT, disarankan untuk:
- Meningkatkan
Infrastruktur Teknologi: Investasi dalam infrastruktur teknologi untuk
memastikan akses yang lebih baik ke pelatihan digital bagi pegawai di
daerah terpencil.
- Pengembangan
Kurikulum yang Berkelanjutan: Menyusun mekanisme untuk secara reguler
memperbarui materi pelatihan agar tetap relevan dengan perkembangan
terbaru di bidang karantina.
- Peningkatan
Sumber Daya: Mengalokasikan anggaran yang cukup untuk mendukung
pengembangan dan pelaksanaan program pelatihan, termasuk pengembangan
materi dan teknologi.
Penerapan Corporate University di PPSDMKHIT
telah menunjukkan potensi besar untuk meningkatkan kompetensi pegawai Badan
Karantina Indonesia. Namun, perhatian terhadap tantangan yang ada dan
pengembangan strategi untuk mengatasinya akan menjadi kunci untuk kesuksesan
jangka panjang dalam pengembangan SDM di institusi ini.
KESIMPULAN
Penelitian ini menilai penerapan konsep Corporate
University di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Karantina Hewan, Ikan,
dan Tumbuhan (PPSDMKHIT) dan dampaknya terhadap pengembangan kompetensi pegawai
Badan Karantina Indonesia. Berdasarkan analisis yang dilakukan, kesimpulan
utama dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan
Kompetensi Pegawai: Penerapan Corporate University di PPSDMKHIT telah
berhasil meningkatkan kompetensi pegawai, baik dalam keterampilan teknis maupun
manajerial. Kurikulum pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik
dalam pengelolaan karantina telah memperkuat kapabilitas pegawai dalam
menghadapi tantangan global dan domestik. Hal ini sejalan dengan pandangan
McDonald dan Smith (2013) bahwa Corporate University dapat menyelaraskan
pelatihan dengan strategi bisnis dan kebutuhan organisasi.
2. Penggunaan
Teknologi: Implementasi teknologi e-learning telah memperluas aksesibilitas
pelatihan, memungkinkan pegawai dari berbagai lokasi untuk mengikuti pelatihan
secara efektif. Teknologi ini memfasilitasi pembelajaran yang fleksibel dan
relevan, seperti yang dibahas oleh Baldwin et al., (2009). Namun, masih
terdapat tantangan terkait infrastruktur teknologi yang perlu diatasi untuk
memastikan akses pelatihan yang merata.
3. Tantangan
Implementasi: Meskipun ada kemajuan, penerapan Corporate University
menghadapi beberapa tantangan, seperti keterbatasan sumber daya dan kendala
teknologi. Keterbatasan anggaran mempengaruhi pembaruan materi pelatihan,
sementara kendala teknologi menghambat akses bagi pegawai di daerah terpencil.
Ini menunjukkan perlunya alokasi sumber daya yang lebih baik dan pengembangan
infrastruktur teknologi, sesuai dengan rekomendasi Marquardt dan Berger (2003)
dan Senge (2006).
4. Rekomendasi
untuk Pengembangan: Untuk meningkatkan efektivitas penerapan Corporate
University, disarankan untuk:
·
Meningkatkan infrastruktur teknologi agar
pelatihan digital dapat diakses secara lebih luas.
·
Mengembangkan kurikulum pelatihan yang
berkelanjutan dan selalu diperbarui sesuai dengan perkembangan terbaru.
·
Mengalokasikan anggaran yang memadai untuk
mendukung pengembangan dan pelaksanaan program pelatihan.
Secara keseluruhan, penerapan Corporate
University di PPSDMKHIT memiliki potensi besar untuk memperkuat kompetensi
pegawai Badan Karantina Indonesia, meningkatkan efektivitas dalam menjalankan
tugas-tugasnya, dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global. Penelitian ini
memberikan wawasan dan rekomendasi yang berguna untuk pengembangan SDM di
institusi pemerintah dan meningkatkan kemampuan organisasi dalam menjaga
keamanan hayati nasional.
SARAN
Berdasarkan
temuan dan analisis dari penelitian ini, berikut adalah beberapa saran untuk
meningkatkan penerapan Corporate University di PPSDMKHIT dan
pengembangan kompetensi pegawai Badan Karantina Indonesia:
1. Peningkatan
Infrastruktur Teknologi:
·
Investasi dalam Teknologi: Disarankan agar
PPSDMKHIT meningkatkan investasi dalam infrastruktur teknologi, termasuk
platform e-learning dan perangkat keras yang diperlukan untuk mendukung
pelatihan digital. Ini akan memastikan bahwa pelatihan dapat diakses secara
merata oleh pegawai di berbagai lokasi, termasuk daerah terpencil.
·
Pengembangan Platform Digital: Mengembangkan
dan memelihara platform e-learning yang intuitif dan mudah digunakan untuk
meningkatkan pengalaman pembelajaran bagi pegawai.
2. Pengembangan
Kurikulum yang Berkelanjutan:
·
Pembaruan Materi Pelatihan: Menyusun mekanisme
untuk secara rutin memperbarui kurikulum pelatihan agar tetap relevan dengan
perkembangan terbaru di bidang karantina. Ini melibatkan pemantauan tren
terbaru dalam regulasi internasional, teknologi, dan praktik terbaik.
·
Integrasi Teknologi dan Inovasi: Memasukkan
elemen teknologi dan inovasi dalam kurikulum, termasuk pelatihan berbasis
simulasi dan penggunaan alat analitik canggih untuk meningkatkan keterampilan
teknis dan manajerial.
3. Peningkatan
Sumber Daya:
·
Alokasi Anggaran yang Memadai: Mengalokasikan
anggaran yang cukup untuk mendukung pengembangan dan pelaksanaan program
pelatihan, termasuk biaya untuk materi pelatihan, teknologi, dan staf pengajar.
·
Pendanaan Berkelanjutan: Mencari sumber
pendanaan tambahan, baik dari anggaran pemerintah maupun kerjasama dengan
sektor swasta, untuk mendukung program pelatihan dan pengembangan.
4. Evaluasi
dan Umpan Balik:
·
Penilaian Efektivitas Pelatihan: Melakukan
evaluasi secara berkala terhadap efektivitas program pelatihan untuk memastikan
bahwa kurikulum memenuhi kebutuhan pegawai dan mencapai hasil yang diinginkan.
Ini bisa dilakukan melalui survei umpan balik, penilaian kinerja, dan analisis
hasil pelatihan.
·
Mekanisme Umpan Balik: Menyediakan saluran
untuk pegawai memberikan umpan balik mengenai pengalaman pelatihan mereka,
sehingga dapat dilakukan perbaikan berkelanjutan pada program pelatihan.
5. Peningkatan
Keterlibatan Pegawai:
·
Partisipasi Aktif: Mendorong keterlibatan aktif
pegawai dalam proses pembelajaran dengan memberikan insentif dan penghargaan
bagi mereka yang menunjukkan pencapaian dan kemajuan yang signifikan.
·
Komunitas Pembelajaran: Membangun komunitas
pembelajaran di antara pegawai untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman, serta
mendukung pembelajaran kolaboratif.
Dengan melaksanakan saran-saran ini, PPSDMKHIT
dapat memaksimalkan potensi penerapan Corporate University untuk
meningkatkan kompetensi pegawai Badan Karantina Indonesia, menghadapi tantangan
global dengan lebih efektif, dan berkontribusi pada keamanan hayati nasional
serta daya saing Indonesia di pasar global.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan kontribusi dalam penyelesaian makalah ini. Pertama, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota tim di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (PPSDMKHI) atas bimbingan, arahan, dan dukungan mereka dalam menerapkan konsep Corporate University dan mengembangkan kompetensi pegawai Badan Karantina Indonesia. Tanpa kontribusi dan dedikasi mereka, penelitian ini tidak akan terwujud dengan baik. Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan kompetensi pegawai Badan Karantina Indonesia dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global.